SEAMEO CECCEP Membuka Diskusi Penyusunan Draft Policy Brief PAUD HI untuk Meningkatkan Pendidikan Anak Usia Dini


Pada tanggal 25 April 2024, Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and parenting (SEAMEO CECCEP) telah melaksanakan kegiatan penyusunan draft policy brief yang bertujuan untuk memberikan masukan dan kebijakan dalam meningkatkan kualitas pengembangan anak usia dini holistic integratif (PAUD HI). Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) merupakan pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi. 

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Deputy Kemenko PMK, perwakilan dari direktorat PAUD, akademisi, dan praktisi pendidikan. Mr. Jhond Arlond Shiena, Deputy Director for Program SEAMEO Secretariat, dalam sambutannya menyampaikan kesadaran akan dampak pandemi covid -19 terhadap pendidikan anak usia dini, serta pentingnya menyesuaikan metode pembelajaran untuk PAUD. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi antar-stakeholder dalam memajukan pendidikan anak usia dini sesuai dengan prioritas strategis SEAMEO.

Prof. Vina, Direktur SEAMEO CECCEP, turut menyampaikan pentingnya berbagi praktik terbaik dalam implementasi Program Anak Usia Dini (PAUD HI) bagi stakeholder. Ia juga menggarisbawahi perlunya koordinasi antara berbagai pihak, termasuk koalisi PAUD HI, universitas pendidikan anak usia dini, dan praktisi PAUD, dalam menyusun kebijakan yang holistik dan integratif.

Asisten departemen PAUD-Dasar dan Menengah, Mr. Jazziray Hartoyo, membuka diskusi dengan menyatakan kehormatan mereka yang telah diundang dalam penyusunan policy brief untuk PAUD HI. Beliau juga menyoroti perlunya regulasi yang jelas terkait dengan pendidikan anak usia dini, serta pentingnya intervensi pra-nikah sebagai langkah awal dalam memastikan kesejahteraan anak.

Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, Prof. Warsito menekankan hal yang sama, di dalam pemaparannya ia  menyoroti bahwa dalam pengembangan anak usia dini holistic integrative dibutuhkan intervensi pranikah untuk meningkatkan kualitas pengembangan anak usia dini. Intervensi tersebut diantaranya kesiapan menjadi orangtua, kesehatan, finansial keluarga dan iterasi. 

Ia menambahkan bahwa anak membutuhkan dukungan emosional yang konsisten dari orang tua, hal tersebut dapat membantu anak membangun rasa percaya diri dan keterikatan yang kuat. Selain itu juga dibutuhkan  kemampuan untuk mengajarkan nilai dan keterampilan dasar. Di sisi lain dalam aspek Kesehatan reproduksi dan mental berperan penting dalam memastikan orang tua dapat memiliki anak dengan aman dan sehat, serta mencakup pemahaman tentang konsepsi, kehamilan, dan persalinan yang sehat. Kemudian kesehatan Mental mempengaruhi kemampuan orang tua untuk mengelola stres dan memberikan dukungan emosional yang stabil, sehingga mampu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perkembangan anak.

Di dalam aspek finansial kestabilan dan keamanan keluarga sangat dibutuhkan. Stabilitas finansial memberikan rasa aman dan nyaman bagi keluarga, yang berdampak langsung pada anak-anak. Lingkungan keluarga yang stabil membantu perkembangan emosional dan sosial anak. Kondisi finansial yang baik memungkinkan keluarga menyediakan sumber daya penting seperti makanan bergizi, perawatan kesehatan, dan pendidikan, mendukung pertumbuhan fisik, kognitif, dan emosional anak.

Kelas orang tua merupakan wahana penting bagi orang tua untuk berbagi informasi mengenai kebutuhan esensial anak, termasuk intervensi gizi-sensitif, pemantauan pertumbuhan anak seperti tinggi badan, lingkar kepala, dan berat badan, serta pemantauan perkembangan anak yang meliputi imunisasi dasar lengkap. Selain itu, kelas orang tua juga berperan dalam berkoordinasi dengan unit terkait untuk pemenuhan gizi dan kesehatan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui pembiasaan, serta memastikan ketersediaan fasilitas sanitasi dan air bersih yang minimal dan mudah diakses. Di samping itu, kelas orang tua juga memberikan pemberian makanan tambahan (PMT) dan/atau makanan bergizi secara berkala, setidaknya sekali dalam tiga bulan, serta memantau kepemilikan identitas peserta didik, termasuk Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Dr. Euis Kurniati, dalam presentasinya, menekankan bahwa pendidikan anak usia dini memegang peran penting sebagai fondasi kesuksesan pendidikan anak hingga dewasa. Ia menggarisbawahi pentingnya memperlakukan anak secara holistik, mengakui hak-hak anak, dan memperhatikan keunikan serta kapasitas evolusi setiap anak. Diskusi ini juga menyoroti pentingnya pendengaran suara anak dan guru dalam penyusunan kebijakan, serta perlunya pedoman penyelenggaraan PAUD HI yang mendorong kesejahteraan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Dalam upaya meningkatkan pendidikan anak usia dini, diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan policy brief yang berdampak positif bagi kesejahteraan dan perkembangan anak di kawasan Southeast Asia.


Share This News

Comment