Pada tanggal 25-26 Maret 2024 SEAMEO CECCEP melakukan diskusi mendalam bersama mitra terkait dengan persiapan kajian dan pengembangan program penguatan transisi PAUD SD melalui program parenting. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh staf SEAMEO CECCEP di hotel Vasaka Maison Bandung. Director SEAMEO CECCEP, Prof. Vina Adriany, membuka kegiatan dan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah untuk menganalisis kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh orangtua dalam mempersiapkan anak masuk sekolah dasar.
Dengan memahami persepsi orang tua, diharapkan dapat dikembangkan program-program yang dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam masa transisi yang menyenangkan dari PAUD ke SD dan membantu keberhasilan anak beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk mempersiapkan pelaksanaan kajian dan pengembangan program penguatan transisi PAUD ke SD melalui program Parenting yang sesuai dengan kebutuhan orang tua.
Salah satu narasumber dalam kegiatan ini yaitu Ibu Nurman Siagan, dari Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Ia menyampaikan mengenai transisi PAUD ke SD dan mis konsepsi selama ini yang dihadapi oleh guru. Ms. Nurman menjelaskan bahwa kekeliruan tentang model calistung untuk masuk SD tidak efektif sebagai syarat masuk SD. Maka penting untuk dihapuskan tes Calistung. Praktek test baca, tulis dan hitung saat calon peserta didik akan masuk ke SD merupakan hal yang tidak sejalan dengan aturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam Peraturan Pemerintan Nomor 17 Tahun 2010 pasal 69 ayat 5 disebutkan bahwa penerimaan peserta didik baru pada jenjang sekolah dasar khususnya kelas 1 tidak boleh.
Ms. Nurman juga menjelaskan bahwa 6 fondasi penting yang harus dimiliki anak dimasa transisi PAUD ke SD yaitu nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, dan pemaknaan belajar yang menyenangkan dan positif.
Di sesi kedua Dr. Tina hayati Dahlan, Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyampaikan terkait dengan kesiapan anak masuk sekolah dasar. Dr, Tina menjelaskan bahwa dimensi school readiness mencakup 3 hal yaitu ready children, ready school, ready families dan peran dari Masyarakat. Ready Children focus pada pembelajaran dan perkembangan. Ready school berfokus pada lingkungan sekolah, mencakup praktik-praktik yang mendoron dan mendukung kelancaran transisi dan mendorong pembelajaran untuk anak. Sedangkan ready families adalah berfokus pada sikap dan keterlibatan orangtua dan pengasuhan dalam pembelajran awal, perkembangan dan transisi anak-anak mereka ke sekolah.
Kesiapan keluarha menjadi hal yang penting yaitu diantaranya pola pengasuhan yang suportif dan lingkungan rumah yang menstimulasi. Orangtua sebaiknya memiliki tujuan dan keyakinan, sikap dan komitmen Pendidikan. Tersedianya lingkungan belajar dirumah dan adanya keterlibatan orangtua dalam kegiatan belajar anak. Serta penting membangun hubungan yang suportif dan responsive dalam keluarga.
Dr tina juga menekankan bahwa orantua dapat berkontribusi dalam transisi PAUD ke SD jika mengetahui tujuan pDirector of SEAMEO CECCEP endidikan anak. Menjadikan relasi orangtua dengan anak menjadi sesuatu yang membahagiakan dan dirindukan. Serta melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari di rumah dengan cara scaffolding. Menyajikan ragam stimulus untuk anak termasuk dengan cara menongeng dan membaca nyaring untuk anak.
Kesimpulannya, diskusi ini menyoroti pentingnya kerjasama antara orangtua, guru, dan lembaga pendidikan dalam mendukung transisi yang lancar dari PAUD ke SD. Melalui pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan anak dan peran orangtua, diharapkan dapat dikembangkan program-program yang efektif untuk membantu anak-anak dalam menghadapi masa transisi ini dengan baik.
Share This News