Jakarta, 28 Agustus 2024 - Dalam upaya memperkuat
komitmen dan aksi nyata untuk mewujudkan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik
Integratif (PAUD HI) yang inklusif, Tanoto Foundation dan Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)
menyelenggarakan acara penting yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Direktur SEAMEO CECCEP turut hadir sebagai pembahas utama dalam acara ini, yang
bertujuan menyatukan langkah menuju visi Indonesia Emas 2045.
Acara ini dibuka dengan sambutan dari Woro
Srihastuti Sulistyaningrum, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak,
Perempuan, dan Pemuda, Kemenko PMK. Dalam sambutannya, Woro menekankan
pentingnya pemenuhan layanan dasar bagi anak usia 0-6 tahun, termasuk layanan
kesehatan, pendidikan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan, untuk
memastikan pertumbuhan anak yang optimal. Ia menyoroti bahwa pengembangan anak
usia dini harus dilakukan secara lintas sektor dan tidak hanya terfokus pada
aspek pendidikan saja, tetapi juga harus menjamin pendidikan anak usia dini
yang berkualitas.
Selanjutnya, Fitri Herarti, M.Pd, memaparkan
pentingnya pendidikan anak usia dini yang berkualitas sebagai fondasi
pembangunan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Dia juga mengajukan
beberapa rekomendasi bagi para pemangku kepentingan PAUD HI untuk memasukkan
program dan indikator PAUD HI ke dalam perencanaan pembangunan nasional (RPJMN
dan/atau RENSTRA K/L).
Dalam diskusi yang lebih mendalam, Profesor Vina
menyoroti peran penting James Heckman dalam menyadarkan dunia, khususnya
pemerintah, akan pentingnya investasi pada pendidikan anak usia dini.
"Teori Heckman yang terkenal menyatakan bahwa PAUD adalah investasi jangka
panjang yang akan memberikan dukungan besar bagi negara di masa depan,
khususnya jika layanan ini difokuskan pada anak-anak dari kelompok rentan dan
marginal," jelas Profesor Vina. "Jadi kata kuncinya sebetulnya ada di
sana, bagaimana ketika kita dapat membuka akses seluas-luasnya terhadap
anak-anak dari kelompok yang rentan, yang miskin, yang marginal maka di masa
yang akan datang akan memberikan keuntungan pada negara. Sebetulnya, barangkali
sempat saya sampaikan juga kita memaknai PAUD bukan hanya aspek investasi
belaka namun bagaimana PAUD ini bisa menghantarkan pada keadilan sosial yang
sesungguhnya," tambahnya. Menurutnya, PAUD memiliki peran penting dalam
mengurangi tingkat kemiskinan dan kriminalitas di masa depan, terutama bagi anak-anak
dari kelompok rentan.
Didik Darmanto, S.Sos, MPA, menambahkan
pentingnya kebijakan wajib belajar yang mencakup satu tahun pendidikan
pra-sekolah dasar, menjadikan PAUD sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan nasional. Selain itu, Inna Amania, perwakilan dari DPR RI, menekankan
pentingnya memperkuat layanan pengasuhan yang berfokus pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK). Menurutnya, ketersediaan layanan stimulasi dini perkembangan
sangat penting untuk memaksimalkan periode kritis perkembangan otak anak dan
memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Program PAUD HI ini juga menyoroti pentingnya
keadilan sosial dalam akses pendidikan bagi anak usia dini, terutama bagi
mereka yang berasal dari kelompok rentan dan marginal. Program ini bertujuan
untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan peluang yang setara bagi
semua anak untuk mencapai potensi mereka yang maksimal.
Dengan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan,
kegiatan ini diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam penyelenggaraan
PAUD HI di Indonesia, memastikan setiap anak, tanpa memandang latar belakang
sosial atau ekonomi, memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, dan
mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Share This News